Pihak kepolisian memastikan peredaran telur palsu hingga saat ini belum ditemukan. Hanya saja isu adanya telur palsu sudah kadung tersebar luas lewat dunia maya.



Salah seorang warga yang sempat mempraktikkan dugaan telur palsu, Syahroni B Daud (49) menjelaskan, dirinya mendapatkan isu itu dari grup WhatsApp.



Ia kemudian menyuruh anaknya membeli telur. Syahroni menduga telur yang dibeli, mirip dengan ciri yang dilihatnya dalam pesan berantai. “Saya pecahkan ternyata waktu itu memang posisi telur yang saya dapat dari KJP (Kartu Jakarta Pintar) ini kuningnya agak kenyal sekali, setelah itu kertas yang membungkusnya pun tebal.



Jadi sesuai ingatan saya wah ini agak sesuai dengan yang palsu,” kata Syahroni di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, sumber kumparan.com, Selasa (27/3).


Terkait videonya yang viral, Syahroni mengaku tidak mengetahui siapa yang merekam aksinya itu. Ia menegaskan aksi itu bertujuan hanya ingin mengingatkan masyarakat.

Atas aksi dan viral video itu, Syahroni pun meminta maaf. Ia mengakui telah keliru membedakan telur palsu atau asli itu. "Maka saya mohon kepada masyarakat yang terlihat viralnya video ini mohon maaf sekali lagi agar dimaafkan kesalahan saya atas kekeliruan saya mengasumsikan telur ini palsu.

Saya mohon sinergi antara pemerintah dan masyarakat tetap memberikan informasi yang betul jangan sampai adanya kejadian kayak gini lagi, baru di-cross lagi," ucap Syahroni.

Sementara itu, Kepala Subdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Pol Asep Safrudin, mengatakan, video soal telur palsu yang baru-baru saja beredar adalah tidak benar.

"Kami koordinasi dengan Kanit Johar Baru, kita lakukan koordinasi dengan Dinas KPKP, kemudian Dinas Peternakan dan Food Station dan ternyata hasilnya tidak palsu. Bahkan telur itu adalah telur yang siap konsumsi oleh masyarakat," kata Asep di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa 27 Maret 2018.

Lebih lanjut, Asep menuturkan, dari patroli yang pihaknya lakukan memang ada seseorang yang membuat telur palsu. Namun, ia menjelaskan, dalam video tersebut memang telur tersebut diperuntukkan hanya sebagai mainan.

Namun, beredar di media sosial banyak komentar yang menambahkan bahwa telur palsu sudah masuk ke Indonesia.
"Padahal ini bukan telur palsu. Tapi ini adalah telur mainan yang diproduksi di Korea, untuk dijual dan untuk main anak-anak.

Hasilnya memang untuk diperjualbelikan sebagai mainan. Inilah yang diviralkan oleh orang-orang sehingga Syahroni termakan isu telur palsu," katanya. Dirinya pun menegaskan, tak ada telur palsu yang masuk ke Indonesia.

Oleh karena itu, dirinya mengimbau kepada masyarakat agar tak mudah percaya dengan isu yang beredar di media sosial terkait telur palsu. "Saya imbau kepada masyarakat agar tidak langsung percaya. Andaikan ada isu tersebut jangan langsung memfoto atau memvideokan ataupun memviralkan. Kalau ada yang dicurigai kalau ada isu itu agar langsung dibawa ke laboratorium atau serahkan ke pihak terkait, itu akan lebih bagus," ujarnya. (one)
Sumber : viva.co.id

Post a Comment

Previous Post Next Post